Desa Bonelemo Bangun Irigasi Terpadu Wisata


Aletheia.id – Di tengah Pandemi Covid 19, Anggaran Dana Desa Tahun 2021 di Bonelemo Kabupaten Luwu difokuskan pada pembangunan Irigasi Terpadu Pariwisata dengan sistem Padat Karya Tunai. Kegiatan tersebut rencananya akan tetap berlanjut di tahun berikutnya, seperti penyediaan turbin untuk listrik skala kecil sampai irigasi terpadu wisata selesai secara menyeluruh.

Kepala Desa Bonelemo, Baso, S.H menyebutkan bahwa pembangunan irigasi terpadu wisata merupakan pembangunan infrasturktur dengan satu mata anggaran namun memiliki banyak fungsi.

Baso S.H sebelum menjadi Kepala Desa Bonelemo merupakan Mantan Anggota DPRD Kabupaten Luwu, sebelumnya ia aktif di LSM selama 15 tahun sebagai pendamping untuk pemberdayaan dan pengelolaan konflik serta pelestarian lingkungan, ia juga sebagai Gubernur Badan Teritorial Perkumpulan Telapak SulSelBar.

Di Desa Bonelemo, Ubas sapaan Akrab Baso saat ini sedang melakukan pembangunan irigasi terpadu wisata. Sebelumnya program pembelajaran daring di tengah pandemi Covid-19 yang difasilitasi lewat Dana Desa juga sempat menjadi perbicangan di Kompas Tv.

Apa ide besar kegiatan ini ?

Ide besar kegiatan ini, membangun satu infrastruktur yang memiliki banyak fungsi, satu mata anggaran bisa berfungsi untuk banyak hal, irigasi bisa dijadikan untuk usaha sektor perikanan. Energi terbarukan kita buat untuk pembangunan listrik skala kecil, ya, untuk industri kreatif kedepan sekaligus jalan tani di atas.

Irigasi ini panjangnya kurang lebih 1 Km dengan lebar 1,5 M, sekitar 200 Meter bagian atasnya ditutup dengan menggunakan kayu, saluran tutup sekaligus fungsi jalan. Irigasi yang dibangun ini nantinya akan dimanfaatkan untuk budidaya atau pemeliharaan ikan.

Baca juga : Baso Gagas Desa Wisata, Begini Konsepnya

Irigasi ini juga untuk membangun turbin untuk pertanian. Ini jadi model penghalau hama, pada saat malam hari lampu akan dinyalakan dengan sumber daya yang dihasilkan dari turbin, hal ini untuk menghalau hama secara alami. Selain itu, listrik dari turbin irigasi nantinya akan digunakan untuk kerajinan rakyat, souvenir dari limbah kayu kompos.

Pembangunan irigasi terpadu wisata akan menjadi model pembelajaran. Membangun irigasi sebagai model pembelajaran bahwa satu infrastruktur yang dibangun untuk kegiatan yang banyak, akan dimanfaatkan pada sektor lain.

Bagaimana Desa Bonelemo mengelola anggaran dengan Padat Karya Tunai ?

Dalam regulasi Dana Desa, aturannya Padat Karya Tunai itu habis kerja dibayar. Apalagi dalam situasi krisis, kita membagikan uang kepada masyarakat lewat kegiatan itu. Kami juga wajib mengikutkan mereka yang cacat fisik dalam pekerjaan, mereka hanya butuh hadir dan membantu sebisanya atau bahkan kalaupun mereka hanya duduk saja melihat orang bekerja. Upah mereka setara dengan yang fisiknya sempurna.

Kita punya tekad melibatkan warga yang butuh, termasuk orang cacat, ini kebijakan ditingkat desa.

Baca juga: KPAI : Desa Bonelemo di Luwu Inspirasi Program Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Dengan sistem Padat Karya Tunai, setiap pekerja sore harinya langsung dibayar, sebenarnya sejak tahun lalu, setiap hari pekerja telah dibayar, hal itu karena kita dalam situasi krisis, ini model Padat Karya Tunai dan seharusnya begitu.

Kami berharap Pemerintah Daerah terlibat dalam pembangunan infrastruktur, memberi bantuan untuk menyelesaikan irigasi, sekarang pembuatan irigasi yang kita lakukan murni dari Dana Desa.

Apakah pembangunan ini juga ada hubungannya dengan lingkungan ?

Hubungan dengan lingkungan kita bekerja sama dengan kader lingkungan untuk sampah, nantinya mereka akan mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik untuk kebutuhan pertanian, budidaya perkebunan dan untuk pakan ikan.

Makanya peran kelompok dasawisama bersama kader lingkungan kita dorong untuk mengelola sampah, paling tidak ada pemilahan sampah ditingkat keluarga. Kita berharap akan ada koperasi pengelolaan sampah. Sampah yang dipilah akan dibawa ketempat pembuatan pupuk organik.

(**)