Luwu, Aletheia.id – Pemerintah Kabupaten Luwu menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) tahun 2025 di Ruang Pola Andi Kambo, Kantor Bupati Luwu, Kamis, 19 Juni 2025. Rapat ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan daerah melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP).
Ketua Satgas Swasembada Pangan Sulawesi Selatan sekaligus Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian Kementerian Pertanian, Prof. Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si., menargetkan peningkatan IP hingga 300 di Kabupaten Luwu. Ia menilai saat ini sudah tidak ada alasan untuk menunda intensifikasi pertanaman.
“Air tersedia, petani siap, lahan ada. Sekarang varietasnya juga sudah mendukung, bahkan yang berumur kurang dari 100 hari dan berproduksi tinggi. Ini peluang untuk mengejar IP 300,” kata Fadjry.
Wakil Bupati Luwu, Muh. Dhevy Bijak Pawindu, menyebut sektor pertanian sebagai prioritas dalam lima tahun ke depan. Ia menyoroti perlambatan LTT pada April–Mei 2025 akibat panen raya dan keterbatasan irigasi di 4.728 hektare sawah tadah hujan.
“Kami butuh dukungan lebih besar dari Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR untuk rehabilitasi irigasi dan modernisasi pertanian. Target kami menaikkan IP dari 1,8 menjadi minimal 2,5,” ujar Dhevy.
Dalam forum tersebut, Pemkab Luwu juga mengusulkan bantuan benih unggul seperti Pajajaran dan Cakrabuana, serta alsintan pra dan pascapanen, termasuk TR4, rotavator, dan combine harvester besar.
Kepala Dinas Pertanian Luwu, drh. Jumardin, MP., menyampaikan bahwa luas baku sawah kini mencapai 31.401 hektare, meningkat signifikan akibat peralihan komoditas dari kakao ke padi. Namun ia mengakui masih terdapat kekurangan tenaga penyuluh.
“Saat ini baru ada 175 penyuluh untuk 227 desa/kelurahan. Sebagian harus menangani dua hingga tiga wilayah,” jelas Jumardin.
Ia menekankan pentingnya pelaporan dan pendampingan LTT secara akurat dan tepat waktu, sebagai bagian dari pengawalan program prioritas nasional.
Rapat ini menjadi bukti komitmen Kabupaten Luwu untuk mendukung swasembada pangan nasional, sekaligus menyerukan kolaborasi aktif seluruh elemen, termasuk penyuluh, TNI, POLRI, dan petani, untuk menjadikan Luwu sebagai lumbung pangan Sulawesi Selatan. (**)