Kaltim, Aletheia.id – Ketua DPW Nasdem Provinsi Kalimantan Timur yang juga Wakil Ketua DPRD Samarinda Celni Pita Sari, angkat bicara terkait pelaksanaan kegiatan perpisahan siswa, khususnya di tingkat SD dan SMP. Ia mendukung adanya larangan penyelenggaraan acara perpisahan yang memberatkan orang tua murid, Samarinda 6 April 2025.
Menurut Wakil Ketua DPRD Samarinda ini, banyak keluhan masyarakat yang masuk terkait besarnya biaya yang dibebankan kepada orang tua untuk kegiatan seremonial tersebut. Terlebih, acara perpisahan yang digelar secara mewah justru dinilai menyalahi tujuan utama kegiatan pendidikan.
“Sering saya dengar dari orang tua murid bahwa mereka diminta mengeluarkan biaya besar untuk perpisahan anak-anak mereka. Padahal, tidak semua mampu,” ungkap Celni.
Politisi Partai Nasdem ini mengacu pada Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah, yang menjadi dasar agar kegiatan semacam itu tidak menjadi beban tambahan. Ia menyayangkan jika perpisahan yang seharusnya menjadi momen reflektif justru berubah menjadi ajang kompetisi dan gengsi.
“Perpisahan seharusnya bersifat sederhana dan tidak memaksa. Jangan sampai ada siswa yang ijazahnya ditahan hanya karena tidak ikut acara atau tidak mampu membayar,” tambahnya.
Meskipun tidak melarang sepenuhnya pelaksanaan kegiatan perpisahan, ia menekankan pentingnya pelaksanaan yang inklusif dan tidak menambah beban ekonomi keluarga siswa.
“Kalau memang ada donatur atau sponsor yang membantu pembiayaan, saya mendukung. Intinya, acara ini jangan jadi tekanan bagi siapa pun,” kata legislator Nasem Kota Samarinda ini.
(Mj)