Lebih Dari Tiga Ribu Keluarga Mengungsi Pasca Banjir Luwu Utara


Kondisi Pasca Banjir di Masamba Luwu Utara

Aletheia.id – Pusat Pengendali Operasi BNPB mencatat per hari jum’at, lebih dari tiga ribu keluarga mengungsi pasca banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi-Selatan. Sebarannya berada di tiga kecamatan yakni Sabbang, Baebunta, dan Masamba.

“Jumlah penyintas yang tercatat BPBD Kabupaten Luwu Utara mencapai 3.627 KK atau 14.483 jiwa. Jumlah ini belum termasuk mereka yang mengungsi di wilayah Kecamatan Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat. BPD setempat masih melakukan pendataan lapangan”,papar Raditya Jati Kepala Pusat Data dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Baca juga: BNPB; Massifnya Pembukaan Lahan Perkebunan Sawit Picu Banjir Luwu Utara

BPBD Setempat mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk warga terdampak berupa air bersih, obat-obatan, pakaian dalam wanita, popok balita dan lansia, selimut, sarung, peralatan pembersih rumah, family kits dan masker.

“Data korban per hari ini (17/07/2020), Basarnas mencatat 36 orang meninggal dunia dan 16 lainnya dalam pencarian. Upaya pencarian dan evakuasi korban yang masih hilang dilakukan Tim SAR Gabungan di bawah komando Basarnas menerjunkan 539 personel, sedangkan total potensi berjumlah 1.001 personel”, sebut Raditya Jati.

Baca juga: Jokowi Ucapkan Duka Cita, Netizen; Kenapa Tidak Dijadikan Bencana Nasional Pak?

Pendataan sementara untuk kerugian material bangunan hingga hari ini mencakup rumah terdampak 4.202 unit, mikro usaha 61, tempat ibadah 13, sekolah 9, kantor pemerintah 8,  fasilitas kesehatan 3, fasilitas umum 2 dan pasar traditional 1.  

Sedangkan kerugian infrastruktur meliputi jalan terdampak sepanjang 12.8 km, jembatan 9 unit, pipa air bersih 100 m, bending irigasi 2 unit. Akses beberapa jalan poros, seperti Masamba – Baebunta dan jalan di Kecamatan Sabbang menuju Desa Malimbu masih tertimbun lumpur dan hanya dapat dilalui roda dua.  

Kerusakan jaringan pipa air bersih PDAM mengakibatkan suplai air sulit bahkan PDAM masih belum beroperasi. Pada infrastruktur jaringan listrik belum semua beroperasi, terdapat beberapa titik masih padam. Sedangkan jaringan komunikasi belum stabil.

Baca juga:Baso; Tempat Pengungsi Harus Standar Pengelolaan Bencana

Banjir juga merusak lahan produktif berupa lahan pertanian dan persawahan seluas 460 hektar. 

Sementara itu, dalam upaya penanganan darurat Tim Reaksi Cepat BPBD masih melakukan kaji cepat kebutuhan di lokasi yang terisolir. BPBD juga menerjunkan alat berat untuk membersihkan material lumpur, khususnya di akses jalan sehingga dapat mempermudah distribusi bantuan dan mobilitas warga.

(**)