Luwu, Aletheia.id – Jalanan mulus yang dulu melintasi Kecamatan Bajo dan Bajo Barat di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi-Selatan kini tinggal kenangan. Di lebih dari 200 titik, permukaan aspal yang dulu halus kini digantikan oleh kerikil cadas yang ditumpuk asal-asalan.
Warga kecewa, merasa dipermainkan oleh janji-janji PT Masmindo Dwi Area, perusahaan tambang emas yang beroperasi di kawasan itu. Mereka menduga perbaikan jalan oleh PT Masmindo hanya akal-akalan agar kendaraan tambang bisa kembali melintas dan merusaknya lagi.
“Mereka merusak jalan aspal yang halus, mereka ganti dengan kerikil cadas yang tidak diratakan, hanya ditumpuk saja,” ujar Yudhi, warga Bajo Barat, Sabtu, 13 Juli 2025.
“Mereka hanya mau jalan itu bisa dilalui truk tambang. Setelah lewat, rusak lagi. Dan kami yang menderita setiap hari,” lanjut Yudhi dengan nada kesal.
Sejumlah warga mengaku sudah beberapa kali bertemu perwakilan perusahaan. Namun, menurut mereka, janji perbaikan selalu diulang, tanpa ada bukti konkret.
“Dari dulu begitu. Dicatat, dijanjikan, lalu menghilang. Begitu terus sampai sekarang,” imbuh Yudhi.
Kekecewaan warga memuncak ketika tak ada tindakan nyata dari perusahaan. Sebagai bentuk protes, warga Bajo Barat memblokir jalan umum dari akses kendaraan berat tambang.
Untuk diketahui Jalan poros Belopa-Latimojong di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, adalah jalur utama warga dan menghubungkan berbagai desa dan kecamatan, kondisinya kini semakin memprihatinkan. Aspal yang dulunya halus sebelum lalu lalang kendaraan berat PT. Masmindo kini telah berubah menjadi retakan panjang, amblas di banyak titik, dan diwarnai gundukan tanah darurat.
Selain menuntut perbaikan jalan, warga juga menuntut perusahaan tambang emas di Hulu Latimojong itu membuka dokumen AMDAL terbaru yang mereka yakini disembunyikan dari publik. Dugaan ketertutupan ini mempertebal kecurigaan bahwa perusahaan mengabaikan hak-hak warga atas informasi lingkungan.
(*)
