Isu Sekjen Perempuan Menguat Jelang Muktamar PPP


Jakarta, Aletheia.id– Menjelang pelaksanaan Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dijadwalkan berlangsung antara Agustus hingga September 2025, wacana baru mulai mencuat dari internal partai. Selain konsolidasi pasca kegagalan menembus parlemen pada Pemilu 2024, kini muncul dorongan untuk menghadirkan sosok perempuan dalam jajaran elite kepengurusan, khususnya pada posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen).

Sejumlah sumber internal menyebutkan, Muktamar kali ini tidak hanya akan menjadi ajang konsolidasi dan evaluasi menyeluruh, tetapi juga penentuan arah baru bagi masa depan PPP, termasuk kemungkinan pergantian Ketua Umum dan restrukturisasi menyeluruh dalam tubuh partai.

Yang menarik, dari sejumlah isu yang beredar, salah satu yang cukup mengemuka adalah keinginan sebagian kader untuk mendorong representasi perempuan dan generasi muda dalam posisi strategis, termasuk kursi Sekjen. Wacana ini disebut-sebut sebagai bagian dari upaya regenerasi dan penyegaran di tubuh partai berlambang Kabah tersebut.

PPP sendiri pernah dikenal memiliki politisi tangguh dari kalangan perempuan, seperti Aisyah Amini, serta tokoh-tokoh muda yang mencuat pada era awal reformasi. Kini, sejarah itu coba dihidupkan kembali dengan mendorong nama-nama baru yang dianggap memiliki kapasitas, loyalitas, dan rekam jejak panjang di partai.

Salah satu nama yang santer dibicarakan adalah Chairunnisa Yusuf, Wakil Sekjen PPP saat ini. Sosok muda ini disebut-sebut masuk dalam bursa calon Sekjen PPP yang akan ditetapkan dalam Muktamar mendatang.

“Nama mpok Chairunnisa cukup kuat disebut di internal. Beliau dianggap mewakili semangat perempuan dan generasi muda yang bisa membawa angin segar bagi manajemen partai,” ujar salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya.

Chairunnisa sendiri dikenal sebagai kader yang memulai karier politiknya dari tingkat bawah. Reputasinya dinilai solid, dan ia menjadi salah satu figur perempuan muda yang konsisten memperjuangkan suara akar rumput di internal partai.

Ketika dikonfirmasi pada Rabu, 23 April 2025, Chairunnisa merespons kabar pencalonannya dengan tenang. Ia tidak secara eksplisit menyatakan kesediaannya, namun menegaskan pentingnya menghormati proses muktamar sebagai forum tertinggi partai.

“Siapapun yang maju dan dipilih sebagai Ketua Umum dan Sekjen PPP, demi kebaikan dan kemajuan partai, saya akan dukung penuh,” ujarnya.

Ia juga menilai bahwa dinamika calon-mencalonkan adalah hal wajar dalam setiap partai politik. “Yang penting keputusannya ada di muktamar. Siapapun yang dipilih, itu adalah hasil musyawarah tertinggi partai,” tambahnya.

Dengan wacana ini, PPP tampaknya tengah bersiap melakukan perubahan signifikan sebagai bagian dari langkah besar untuk bangkit kembali dan meraih kepercayaan publik jelang Pemilu 2029. Apakah era baru di PPP akan dimulai dari tangan perempuan? Semua mata kini tertuju pada Muktamar mendatang.